Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

13 Kesalahan Fatal Saat Membuat Surat Lamaran

Era digital mempermudah segalanya, pun demikian dalam urusan melamar pekerjaan. Namun demikian tetap, seorang pencari kerja atau jobseeker harus membuat surat lamaran.
unsplash.com

Surat lamaran haruslah bisa mewakili secara keseluruhan yang ada dalam diri pelamar. Sebisa mungkin tak ada informasi yang terlewatkan. Hal ini menjadi penting karena seorang recruiter sebelum bertemu kandidat baru sebatas surat lamaran dan berkas pendukung.

Menjadi penting kemudian bagaimana menyajikan semua informasi menarik yang ada dalam diri kandidat pada satu lembar kertas. Butuh kreatifitas tentunya, salah sedikit bisa jadi space akan habis.

Agar hal ini tidak terjadi maka menjadi penting bagi seorang pelamar untuk memastikan potensi itu nampak.

Membuat Surat Lamaran yang Menarik

Surat lamaran di sini saya anggap sebagai satu kesatuan dengan curiculum vitae dan berkas pendukung. Karena bila hanya surat lamaran dalam arti sesungguhnya tentu tak banyak informasi bisa disampaikan.

Dan berikut 13 Kesalahan Fatal Saat Membuat Surat Lamaran

1. Salah Tulis Nama Perusahaan

Kesalahan fatal yang paling banyak dilakukan para pencari kerja adalah salah tulis nama atau bisa jadi tidak menulis nama perusahaan dengan baik dan benar. Hal ini bisa jadi karena kandidat membuat satu surat lamaran untuk beberapa perusahaan.

Celakanya hal ini tidak di edit. Perusahaan yang menerima surat lamaran “tidak jelas” ini tentu jadi berpikir benarkah kandidat melamar ke perusahaan ini atau sekadar iseng-iseng saja.

Jangan perusahaan, anak gadis orang saja tidak terima bila sekadar iseng-iseng apalagi satu perusahaan yang tentunya mereka mencari kandidat yang memiliki kualifikasi minimal untuk timnya.

Menjadi penting kiranya untuk cek dan memastikan nama perusahaan dengan benar. Jangan asal tulis karena ingat, kesan pertama begitu menggoda.

2. Tidak Mencantumkan Posisi Dilamar

Kesalahan selanjutnya yang nampak jelas adalah tidak mencantumkan sebenarnya posisi apa yang hendak dilamar. Ingat dalam satu perusahaan bisa jadi memiliki ratusan posisi dan mereka tentu memiliki kualifikasi dan kompetensi minimal untuk masing-masing.

Sebelum menentukan posisi apa yang hendak dilamar ada baiknya kandidat untuk tahu kelak apa yang akan menjadi job desk atau tugas dan kewajiban. Jangan sampai nantinya sudah diterima dan ternyata bukan satu posisi yang diinginkan.

Bila hal ini terjadi tentu keduanya sama-sama merugi. Kandidat tidak akan bekerja dengan optimal dan akhirnya mundur teratur. Selanjutnya recruiter tentu harus proses ulang untuk mencari orang yang pas dalam posisi tersebut.

Perusahaan dalam proses pencarian tenaga kerja ini tentu membutuhkan waktu, biaya dan tenaga. Hal serupa juga terjadi pada pencari kerja. Yang artinya keduanya sama-sama merugi.

3. Tidak Melampirkan Foto Diri

Pas foto juga menjadi bagian yang penting dalam proses rekruitmen. Hal ini tentu untuk memudahkan bagi recruiter untuk mengetahui kandidat mana yang akan diproses dan mana yang akan di rijek.

Terlebih pada beberapa posisi sering kali syarat berpenampilan menarik menjadi syarat utama. Sebagai contoh untuk posisi resepsionis tentu dibutuhkan mereka yang murah senyum dan ekstrovert.

Dari foto juga biasanya seorang recruiter akan tahu posisi apa yang sesuai.

Jangan sekali-kali menggunakan pas foto ala kadarnya. Gunakan pakaian yang sesuai dan selayaknya orang bekerja. Hal ini setidaknya akan menunjukkan kadar profesional atau tidaknya seorang kandidat.

4. Menulis Surat Lamaran Dengan Tulisan Tangan

Ada satu posisi yang mungkin mengharuskan surat lamaran di tulis tangan. Namun secara umum surat lamaran hendaknya ditulis menggunakan komputer agar tampilannya lebih rapi dan mudah dipelajari.

Dari surat lamaran yang dibuat menggunakan komputer ini para recruiter bisa dibuat terkesima oleh kandidat. Apalagi bila tampilan beda dan unik, lain dengan apa yang dibuat para pelamar pada umumnya tentu akan langsung mencuri fokus.

Surat lamaran yang bagus juga bisa menjadi golden ticket bagi kandidat karena recruiter ingin tahu lebih banyak kemampuan dalam mengoperasikan komputer. Jangan ragu atau takut untuk tampil beda ketika membuat surat lamaran. 

Gunakan imaginasi dan kreatifitas sehingga membuat siapa saja ingin bertemu siapa pembuatnya.

5. Tidak Mencantumkan Nomor Telepon dan Email

Saat ini nomor telepon dan email menjadi satu identitas wajib. Terlebih dalam urusan melamar pekerjaan. Bila hal ini terlupakan maka sia-sia sudah kita membuat surat lamaran meski sebagus apapun.

Bagaimana mungkin perusahaan akan menghubungi kandidat bila mereka tidak tahu kontaknya.

Upayakan saat ini menggunakan email gmail karena dalam pengalaman penulis lebih baik daripada yang lain. Sementara itu untuk nomor telepon jangan suka gonta-ganti karena tergiur promo dari provider.

6. Curiculum Vitae Biasa Saja

Paling penting bagi saya sebagai seorang recruiter ketika melihat kandidat untuk kali pertama adalah CV yang mereka berikan. Biasanya bila apa yang dicantumkan tak jauh beda dengan pelamar lain akan di nomor duakan.

Lain cerita bila menghadirkan CV yang beda dan bisa mencuri fokus. Tak hanya recruiter, seorang user pun pastinya ingin segera bertemu untuk interview lebih lanjut.

Jangan sekali-kali membuat CV nampak biasa. Kini ada banyak variasi yang bisa dipilih dari internet. Tinggal kasih sedikit sentuhan dan kreatifitas maka daftar riwayat hidup yang ciamik pun jadi.

7. Tidak Melampirkan Dokumen Pendukung

Seperti yang saya sampaikan diatas. Menulis surat lamaran itu bukan hanya membuat satu lembar surat permohonan kerja semata tapi juga harus membuat CV dan melampirkan dokumen pendukung.

Dokumen pendukung ini setidaknya ada kopi ijasah, transkip nilai, sertifikat, KTP, SIM, dan NPWP. Semakin banyak bisa dilampirkan itu baik selama masih ada kaitan.

Bila tidak berhubungan dengan posisi lamar tidak perlu dilampirkan tapi cukup tuliskan dalam CV. Dari dokumen ini seorang recruiter juga bisa melihat sejauh apa pengalaman di dapat baik itu selama bekerja di tempat kerja sebelumnya atau selama di bangku kuliah.

Berbagai informasi penting dan sekiranya dibutuhkan perusahaan bisa ditonjolkan. Sebaliknya bila informasi itu tidak begitu dibutuhkan kiranya bukan menjadi prioritas untuk ditulis.

8. Tidak Menandatangani Berkas Lamaran

‘Sepele dadi gawe’ hanya tinggal membubuhkan tanda tangan saja kadang seorang pencari kerja tidak melakukan. Baik itu surat lamaran yang dikirim via pos maupun email seyogyanya tetap dibubuhkan tanda tangan.

Terlebih pada curiculum vitae dimana disitu disebutkan berbagai kompetensi dan pengalaman yang telah didapat. Dalam kalimat penutup bila tidak ditandatangai jadi tanda tanya benarkah ini semua yang dituliskan ada pada diri kandidat.

Belum lagi dalam surat lamaran sering kali dituliskan, “Yang bertanda tangan dibawah ini...” tapi faktanya justru terlewatkan. Bila pada satu hal yang remeh saja tidak konsisten tentu menjadi tanda tanya kelak bila bekerja apakah bisa bertanggung jawab.

9. Mencantumkan Besaran Gaji

Kesalahan ini biasanya dilakukan para fresh gradute dimana mereka belum bekerja sudah terobsesi dengan angka yang ingin di dapat. Ada baiknya untuk urusan yang satu ini disampaikan setelah melewati interview user.

Tiap-tiap perusahaan tentu memiliki standar gaji yang berbeda-beda untuk masing-masing posisi. Semua itu tergantung dari beban kerja dan jobdesk yang diberikan.

Tidak mungkin juga ada satu perusahaan yang berani semena-mena memberikan angka atau bisa jadi mereka siap kehilangan aset terbaik mereka. Gunakan kesempatan pada interview akhir untuk negosiasi gaji baik itu dengan pihak user maupun managemen.

10. Tidak Menuliskan Apapun di Amplop Lamaran

Khusus kamu yang melamar menggunakan amplop saat melamar satu pekerjaan pastikan tulis posisi apa yang dilamar beserta dengan nama, nomor telepon dan email guna memudahkan tidak lanjut.

Perlu diketahui, dalam satu waktu bisa jadi lamaran yang masuk itu mencapai puluhan hingga ratusan dan seorang recruiter tentu akan memprioritaskan yang jelas terlihat di depan mata. Kecuali memang ia memiliki waktu yang cukup senggang untuk memeriksa satu demi satu apa yang ada di dalamnya.

Bila ada referesi silakan dituliskan. Mungkin sedikit terdengar seperti nepotisme tapi percaya atau tidak semua proses rekruitmen tetap harus dilalui. Bila tidak lolos juga akan tereliminasi dengan sendirinya.

11. Berkas Bersih dan Tidak Kotor

Khusus kamu yang membuat surat lamaran dengan berkas fisik pastikan tidak ada kertas yang kotor, lecek atau terlipat. Pastikan juga semua dokumen itu dalam satu bendel bisa menggunakan steples ataupun papper clip.

Menjadi penting juga saat mencetak surat lamaran agar printer digunakan berjalan sempurna sehingga tidak ada noda.

12. Gunakan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Jangan sekali-kali menulis surat lamaran menggunakan bahasa tidak baku atau disingkat-singkat. Gunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar sehingga siapapun yang membaca akan tertarik untuk bertemu.

Terlebih bila kamu pandai dalam pemilihan kata bisa jadi ini akan menjadi nilai lebih bagi kamu.

13. Cari Informasi Detail tentang Perusahaan dan Posisi Dilamar

Poin terakhir ini bisa jadi adalah yang paling penting. Wajib diketahui oleh para kandidat posisi apa yang hendak dilamar. Selain itu tentu saja profil perusahaan sehingga surat lamaran dibuat dengan kekayaan informasi.

Kini sangat mudah mencari informasi. Cukup menggunakan internet dan apa yang ingin didapat langsung bisa ditemukan.
Lina
Lina Hey semua, perkenalkan nama saya Lina. Seorang ibu rumah tangga yang dikala senggang menulis untuk berbagai platform. Saat ini selain menulis untuk belasan blog yang saya kelola bersama suami juga menulis untuk mereka yang membutuhkan. Untuk kerja sama bisa kontak saya di linamuryani01@gmail.com

Posting Komentar untuk "13 Kesalahan Fatal Saat Membuat Surat Lamaran"